Selasa, 27 September 2011

Ojekku,,, Guruku,,,, ^.^

Bismillahirrahmaanirrahiim,,,,
Assalamu'alaikum Warohmatullahi wabarokatuh.

Guys, Kawan, Teman ga tau kenapa hari ini aku lagi pengen banget buka buku diaryku yang ku beli satu tahun yang lalu bersama k' Inggit teman sekolahku. "Klasik" dalam benakku, mungkin banyak sejuta kenangan didalam buku ini yang telah kugoreskan dengan tinta hitam. Kubuka coretan pertamaku,,,,, hem,,, Subhanallah kisah ini terlupakan, kisah dimana aku dan kawanku membeli buku diary yang sama bentuk dan motifnya hanya berbeda warna dan kisah dimana kami bertemu dengan Bapak "situkang ojek yang bijaksana".
Berawal dari perjalanan menuju tempat keluarga angkat kami ketika In Camp (kegiatan semacam PKL), alhamdulillah kami masih disambut dengan hangat oleh keluarga angkat kami itu. Padahal hanya tiga hari saja kami menetap dikediaman mereka, tapi alhamdulillah rasa kekeluargaan dan silaturahminyanya tak kan hilang untuk selamanya. Setelah silaturahmi dan urusan dengan keluarga ankat In Camp kami selesai, kami bergegas untuk pulang ke asrama (maklum perizinan dibatasi xixixixi). Alhamdulillah pada saat itu sedang musim buah rambutan, jadi kami mampir dulu untuk membelinya lumayan untuk buah tangan teman-teman di asrama dan Ustadzah yang sedang jaga perizinan biar,,,,,,,, (sssstttt sensor  jangan ditiru). Kami juga membeli nuku diary ini temanku berwarna hijau (gutsy banget) dan aku merah (wew,,, berani). Jalanan di Daerah itu sangat sepi tak ada satu kendaraanpun yang berlalu lalang, sampai pada akhirnya lelaki separuh baya menghampiri kami dengan motor bebek era 90an nya hehehe. "Neng mau kemana" katannya sambil tersenyum, "mau keperempatan pak" jawabku sambil menggulung ujung jilbabku
"ayo bapak antar" tawarnya,
"hem,,, kami berdua pak" jawabku,
"Tuti aja neng,,," ucap si kawanku,,,
"Oke lah,,,, tuti,tuti,,,," kataku riang

"Huh sis tampangmu ini sudah seperti mahasiswa saja" kataku sambil menaiki motor itu,,,,
"iyalah neng mau jadi mahasiswa kan?? sekolah atau kuliah sekarang" tanya bapak itu..
"iya pak insyaallah, kami sekarang masih sekolah kelas 3 SMA di Assa'adah" jawabku mewakili,,
"hem,,, begitu Assa'adah ya..." ujarnya tahu,,,
"Berarti neng orang yang mempunyai intelektual atau berintelektual, neng tentunya tahu kan intelek??" tanyanya lagi,,,
"iya,,,iya,,," jawabku gugup dan aneh

  Kendaraan beroda dua itupun terus melaju melewati sawah dan ladang yang luas, Maha Suci Allah dengan segala ciptaanNya.

Ternyata sepanjang perjalanan itupun bapak itu berbagi banyak pengalamannya kepada kami dengan semua kisah hidupnya. Ia pun memotivasi kami agar kami melanjutkan keperguruan tinggi walaupun bagaimanapun keadaan kami setelah lulus SMA, pokoknya kami harus melanjutkan keperguruan tinggi. Lambat laun Ia mulai bercerita tentang keluarganya, Ia bercerita walau hanya bermata pengahariaan sebagai tukang ojek Ia selalu berusaha agar anak-anaknya tidak ada yang putus sekolah bahakan ada yang sudah masuk  perguruan tinggi.Suatu saat salah satu anaknya yang akan lulus SMA menghampiri bapak itu dan berkata
"Pak saya tidak mau kuliah" ujar anaknya pelan
"kenapa" tanya bapaknya
"saya kasihan pada bapak" jawab anak itu dalam hening
"Neng ,,,, pokoknya harus kuliah, masalah biaya serahkan pada bapak. Kalaupun biayanya kurang bapak bisa cari pinjaman". Bapaknya meyakinkan.

Subhanallah,,,,, jawab hatiku berbisik, kemudian bapak itu bertanya lagi.

"Neng kalau bergaul sama orang bagaimana??"
"dengan orang yang baik" jawabku polos hehe
"Ya betul, dulu juga bapak dengan mahasiswa, dosen, guru, dan orang baik lainnya" ujarnya seakan kembali ke masa lalu
"Neng juga  harus bergaul sama orang yang lebih tinggi ilmunya dari pada neng, biar kebawa-bawa" ujarnya lagi..
"Owh,,,," jawabanku sambil mengikutio alur ceritanya

"Owya ,,, satu lagi neng kalau bergaul melihat dari kenyataan atau kemungkinan???"

"dari kenyataan" jawabku...
"Bukan"
Jawabanku kali ini salah menurutnya, "Kok bukan kenapa???" tanayaku bingung,
"Jika kita melihat dari kenyataan contohnya: Orang itu berpenampilan rapih dan berwibawa eh,,, ternyata perampok. Tapi, kalau kita melihat dari kemungkinan kita akan selalu berpositif thinking,,, iya ga neng??"
"iya ,,,,," jawabku sambil tersenyum takjub.

Tak terasa kami telah sampai perjalanan, mungkin tanya jawab sepenuhnya di wakilkan olehku karena kawan ku berada dibelakangku dan Ia hanya mendengarkan saja. "Berapa pak ongkosnya" tanya kawanku... " 10 ribu saja neng" jawab bapak itu merendah,,,
Hem,,, rasanya tak ada apa-apanya uang sepuluh ribu itu dibandingkan pengalamannya dan motivasinya yang di sharekan kepada kami.
"kak,,, subhanallah sekali ya bapak itu???"
"iya neng,,,,,"
kami masih terkagum-kagum akan kegigihannya menjadi seorang ayah sekaligus kepala keluarga dan segala kata-kata bijaknya.

Semoga kita dipertemukan suatu saat nanti pak,,, Allahuma aamiin,,,,

Udah dulu ya guys nanti kita sambung denga kisah yang lainnya,,,
~Semoga Bermanfaat~
Uhibbukum Fillah

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
^___^ senyum simetris dulu,,,,,,,, hehehe

2 komentar:

  1. Wa'alaikumsalam...

    Ini kan yang di FB ya,,,hehehe

    BalasHapus
  2. ahahah,,, iyah,,, ini,,, belum dapet inspirasi,,,, kwikik,,,,

    BalasHapus